Cara Berjualan Di Media Sosial

Cara Berjualan Di Media Sosial – Strategi digital marketing kini menjadi strategi yang wajib dimiliki para pelaku UKM yang tertinggal dan tidak ingin tenggelam. Kemudahan akses dan alat yang murah sangat mendukung penggunaan digital marketing sebagai platform pemasaran. Pengusaha sekarang berbondong-bondong ke pemasaran digital. Saya juga yakin Anda membaca artikel ini sebagai teman bisnis kecil. Mereka mencoba menjual produknya melalui berbagai platform, dari yang paling sederhana seperti perpesanan hingga media yang lebih kompleks seperti pembuatan dan pengoptimalan situs web.

Berbekal keterampilan otodidak dan otodidak, mereka berharap untuk mencoba peruntungan dan meraup keuntungan dari Internet dengan menjual produk mereka. Tentu banyak orang yang berhasil, namun sayangnya banyak orang yang berhenti dan menyerah karena tidak bisa menjual usahanya.

Cara Berjualan Di Media Sosial

Kita tahu bahwa dunia digital marketing memiliki potensi pasar yang sangat besar, menurut data laporan yang disusun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berdasarkan riset hingga April 2019. Pengguna internet di Indonesia mencapai 171 juta orang. Sekitar 64,8% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 264 juta jiwa sudah terkoneksi dengan internet (sumber: Kompas.com). Menurut data Bank Indonesia, transaksi bisnis online bulanan mencapai Rp13 triliun pada 2019 (sumber: Tempo.com). Singkatnya, pasar digital Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Tidak mengherankan jika usaha kecil berbondong-bondong ke platform pemasaran digital untuk menjual produk mereka.

Tren Media Sosial Dalam Kemajuan Dunia Bisnis Di Era Digitalisasi

Tidak semua bisnis kecil sukses di dunia pemasaran digital. Setidaknya itulah pengamatan dan pengalaman saya bekerja di dunia digital marketing. Alasannya tentu banyak, mulai dari kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja hingga strategi-strategi muluk-muluk yang digunakan. Mereka ingin dijual melalui akun media sosial mereka, di mana mereka hanya mengunggah gambar produk, memasang harga di sana dan langsung menulis untuk menjual. Jenis posting yang sama setiap hari. Akibatnya, alih-alih menjual produk, Anda tertinggal dari audiens Anda.

Saya sudah punya media sosial A, media sosial B, kok masih belum ada penjualan? Sebagai praktisi di dunia digital marketing, saya tentu saja tertawa kecil ketika melihat akun mereka. Saya berpikir, ya tentu saja tidak ada yang beli, orang hanya memposting dan menjual setiap hari. Bagaimana Anda ingin menjual produk?

Jadi sobat UKM yang berjualan menggunakan jalur digital marketing dan jalur offline sebenarnya menghadapi tantangan dan pola yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah medianya.

Bayangkan saya adalah seorang penjual roti. Sebagai penjual hot pot, saya biasanya melakukan penjualan hot pot door to door. Maka sambil berkeliling dari rumah ke rumah, ternyata dia sampai di rumah teman UKM, mengetuk pintu dan menyodorkan periuk tersebut. Namun sayangnya tawaran saya ditolak karena teman saya sudah memiliki panci di dapur.

Marketplace Atau Media Sosial, Pilih Mana?

Menurut Anda, apakah sebagai penjual Anda bisa mengatasi penolakan dari teman-teman Anda di UKM? Sebagai seorang tenaga penjualan, saya dibesarkan untuk tidak pernah menyerah dan terus berusaha. Keesokan harinya, pada jam yang sama seperti hari sebelumnya, saya kembali berkeliling rumah teman UKM dan mengetuk pintu. Teman saya membuka pintu lagi. Kami juga telah memperkenalkan kembali produk hot pot utama kami sebagai obral. Sekali lagi, teman saya juga berhasil menolak tawaran saya. Karena Anda sudah memiliki panci kesayangan di dapur yang tidak berlubang, penyok, atau perlu diganti.

Menyerah? tentu saja tidak. Keesokan harinya saya pergi ke teman UKM yang lain dan mengetuk pintu. Melihat melalui jendela yang setengah terbuka, teman-teman saya tahu itu saya lagi sebagai penjual roti. Apakah menurut Anda teman-teman UKM Anda akan membukakan pintunya lagi untuk Anda? Saya kira jawabannya adalah tidak! Dan teman-teman bisa masuk ke ruangan dan berpura-pura tidak bisa mendengar.

Sama seperti dalam pemasaran digital, jika Anda memposting setiap hari hanya untuk menjual produk Anda, pengikut Anda akhirnya akan bosan. Mereka sudah paham kenapa kita berjualan, meski tidak setiap hari berjualan di media sosial. Jika Anda melakukan hal seperti di atas, percaya atau tidak, akun Anda akan kehilangan pengikut.

“Begini, saya menggunakan media sosial untuk menjual produk saya. Apakah itu berarti saya tidak bisa menjual sebanyak mungkin? Jika saya tidak bisa menjual sepanjang waktu, bagaimana orang mau membeli produk saya?”

Cara Berjualan Di Instagram

Pertanyaan ini tentu akan terbesit di benak teman-teman kita dari UKM. Jangan emosi dulu. Anda bisa berjualan di media sosial. Lagi pula, ini juga akun teman, tetapi Anda tidak boleh mengeluh jika tidak ada yang membelinya.

Sahabat UKM, jangan saling dorong sebagai tetangga jaringan. Tidak sulit untuk mengatakan itu tidak keren ketika mereka mengatakannya. Berjualan menggunakan media sosial membutuhkan strategi yang berbeda. Itu tidak bisa dijual terus menerus. Selain itu, akun di jejaring sosial masih “dalam masa pertumbuhan”, tidak banyak orang yang mengetahuinya dan tidak memiliki banyak pengikut. Oleh karena itu, pada tahap awal, sobat UKM harus mengoptimalkan apa yang disebut strategi konten promosi untuk memastikan penjualan mereka lebih efektif.

Konten promosi adalah strategi pemasaran yang merencanakan, membuat, dan mendistribusikan konten yang dapat menarik audiens target yang tepat dan mendorong mereka untuk menjadi konsumen (sumber: guideim.com). Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari konten promosi adalah untuk menarik pemirsa (audience) baru dan menginformasikan kepada mereka tentang bisnis dan produk kita. Tujuan kedua adalah untuk mendorong atau mengajak mereka menjadi konsumen.

Langkah pertama yang bisa sobat UKM lakukan untuk membuat konten promosi yang efektif adalah mengidentifikasi calon konsumen yang mengharapkan sobat membeli produk sobat. Setelah Anda tahu siapa mereka, Anda mengenal mereka lebih baik. Misalnya, produk apa yang dibutuhkan sahabat UKM? Media apa yang biasa mereka gunakan? Apa yang mereka suka baca? Konten seperti apa yang kamu suka? Seperti yang lainnya.

Tips Sukses Berjualan Di Sosial Media Dengan Mudah

Kemampuan kami untuk mengenali audiens target Anda adalah dengan menentukan jenis konten yang akan digunakan untuk kampanye penjualan Anda dan media mana yang akan dioptimalkan. Sekarang setelah Anda mengetahui audiens potensial Anda, langkah selanjutnya adalah membuat konten promosi.

Ada beberapa pola untuk membuat konten promosi. Pola yang pertama adalah sahabat UKM bisa membuat konten yang bermanfaat untuk target audiensnya. Konten yang bermanfaat mencakup: Konten edukasi seperti tips dan tutorial produk. Konten menarik seperti cerita orang yang berhasil menurunkan berat badan menggunakan produk kami. Konten informatif yang menjelaskan perawatan produk selama digunakan konsumen. Atau review konten dengan melihat review dari konsumen yang sudah menggunakan produk kita.

Selain aspek utilitas, Sahabat UKM juga bisa membuat konten promosi berdasarkan tujuannya, seperti konten brand awareness. Konten kesadaran merek ini memungkinkan usaha kecil untuk menggunakan empat jenis konten di atas. Dalam konten brand awareness, prinsipnya adalah penonton peka terhadap keberadaan brand/merek kita dan ingin merasakannya.

Contoh penerapan konten untuk brand awareness adalah batik dengan menggunakan Instagram sebagai saluran pemasaran. Dengan akun Instagram ini, Sahabat UKM tidak harus menjual produk secara berkesinambungan, tetapi memberikan informasi terlebih dahulu mengenai desain, pewarnaan dan proses membatik hingga menjadi pakaian siap pakai. Kelompok sasaran kami adalah Kami harap Anda akan lebih menyukai batik dan menggunakan batik kami sebagai pakaian utama Anda.

Jarang Dilakukan, Inilah Strategi Terbaik Jualan Di Sosial Media

Selain brand awareness, Sobat UKM juga bisa membuat konten yang bertujuan untuk membangun brand image. Tujuan dari konten ini adalah untuk menanamkan persepsi atau citra tertentu pada pemirsa dan memperjelas keunikan/keunggulan merek lain yang serupa.

Contoh penerapan konten visual bermerek adalah jam tangan kayu. Sahabat UKM mem-posting foto proses produksi jam kayu karya seniman senior daerah Yogyakarta di akun Instagramnya. Dalam narasi postingan tersebut, teman saya bercerita bahwa selain dibuat oleh pengrajin yang ahli, jam tangan tersebut didesain dengan nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat Jawa misalnya.

Tujuan konten yang ketiga adalah untuk meningkatkan penjualan. Dengan konten ini, teman-teman cukup memposting foto produk hebat mereka dengan cerita penjualan langsung seperti harga dan cara membeli. Secara struktural, jenis konten ini paling mudah untuk dikerjakan, karena tidak memerlukan keahlian khusus untuk membuatnya. Sayangnya, jenis konten ini merupakan yang paling sedikit dari semua konten lain dalam strategi konten promosi Anda. Kebanyakan UKM memang tidak bisa menghasilkan (menciptakan) penjualan dari media sosial. Karena semua konten adalah jenis ini dan pemirsa bosan dengan waktu dan meninggalkan akun kami seperti yang disebutkan di atas.

Ingat bahwa dari tiga tujuan konten, Anda harus memadukannya dengan baik. Kapan harus membuat konten untuk brand awareness, kapan harus membuat brand image, kapan harus menjual langsung.

Cara Jualan Di Instagram Agar Laris Manis, Cocok Untuk Pemula!

Selain kegunaan konten dan tujuan dari konten promosi itu sendiri, sebaiknya teman-teman juga menggunakan pola AIDA saat membuat konten. Apa itu AIDA? Ketertarikan, minat, keinginan, perilaku. Untuk membuat konten promosi yang efektif, Anda perlu memadukan AIDA ini dengan baik.

Atraksi sendiri merupakan elemen yang dapat menarik perhatian penonton untuk melihat konten. Elemen biasanya terdiri dari gambar, foto, kombinasi warna atau tipografi. Prinsipnya adalah menyajikan pembuka berupa gambar, foto, kombinasi warna atau tipografi bisa membuat orang berhenti menonton konten Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like