
Definisi Pembelajaran Menurut Para Ahli – Mengajar adalah tugas dan kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Guru merencanakan untuk melaksanakan pembelajaran ini secara sistematis dan cermat dengan menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat, mengarahkan, mendorong dan memotivasi siswa untuk berinisiatif dalam belajar guna memperoleh pengetahuan dan menguasai keterampilan yang diperlukan.
, belajar adalah “suatu perubahan tingkah laku atau kemampuan seseorang yang dapat dipertahankan terlepas dari perubahan yang disebabkan oleh proses pertumbuhan”.
, belajar dipandang sebagai perubahan internal yang terjadi pada diri seseorang melalui pembentukan hubungan baru, atau sebagai potensi yang siap menghasilkan respon baru.
– Pengetahuan adalah hasil dari “mengetahui” dan itu terjadi setelah orang mempersepsikan objek tertentu. Penginderaan berlangsung melalui panca indera manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekjo, Notoadmodjo 2003). (
– Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui tentang benda (mata pelajaran) (Tim peniuseng Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Benjamin Bloom (1956), seorang pendidik, menciptakan klasifikasi (taksonomi) pertanyaan yang dapat digunakan untuk merangsang proses berpikir pada manusia. Menurut Bloom, kemampuan berpikir pada manusia dapat dibagi menjadi 6 kategori, yaitu:
Sintesis (sintesis) Ini melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang ada untuk menggabungkan elemen menjadi model yang tidak ada sebelumnya.
Evaluasi (Evaluation) Meliputi pengambilan keputusan atau kesimpulan berdasarkan kriteria yang ada, pertanyaannya biasanya menggunakan kata: pertimbangkan apa kesimpulannya. (http://anakdankeluarga.blog.com)
Menurut Soekjo (2003), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek atau responden penelitian. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Soekjo (2005), ada 2 cara memperoleh pengetahuan, yaitu: Pada setiap artikel di website, semua artikel yang diawali dengan “in” sengaja dipisahkan dari kata utama dengan satu spasi, ini ciri khasnya dari
Sejak tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga pilihan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dalam proses pembelajaran, yaitu kurikulum 2013.
Nah, kurikulum darurat ini merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan pada tahun 2020 di masa pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran terapan
Keterampilan belajar yang dibutuhkan siswa di masa depan, menurut kerangka 21stCenturiLearning, adalah pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan belajar dan inovasi; yang meliputi kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta komunikasi dan kolaborasi.
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) menyediakan kerangka pembelajaran yang melatih siswa untuk menguasai keterampilan abad ke-21. Mengingat pentingnya penyelenggaraan pelatihan ini, maka menjadi sangat wajar jika setiap guru dapat menelaah, mempelajari dan mempraktekkan model ini dalam pelatihannya.
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah model jangka panjang, terbuka, multidisiplin kegiatan kelas yang berpusat pada siswa (
). Kegiatan dalam PjBL disusun melalui kerangka proyek tertentu yang dapat berguna dan bermakna bagi siswa atau masyarakat.
Oleh karena itu, PjBL memberikan ruang kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya sendiri, memecahkan masalah secara kreatif, berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berusaha dan fokus untuk melatih keterampilan sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman.
Berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa, memfokuskan pada kegiatan belajar siswa agar mereka mampu melakukan kegiatan sesuai dengan keterampilan, kenyamanan dan minat belajarnya.
, mendefinisikan PjBL sebagai strategi pembelajaran di mana siswa harus mengembangkan pengetahuan kontennya sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk penyajian.
Hal ini menunjukkan bahwa PBL strategis untuk membentuk budaya belajar siswa mandiri yang berkualitas yang berorientasi pada hasil atau produk yang bermanfaat. Oleh karena itu, dengan membentuk budaya belajar seperti ini, sedikit demi sedikit tantangan permasalahan pendidikan nasional dapat terjawab.
Dirancang untuk digunakan dengan masalah kompleks yang perlu dieksplorasi dan dipahami siswa. Mahasiswa akan melakukan penelitian, evaluasi, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai hasil belajar.
Memungkinkan mahasiswa untuk memutuskan sendiri proyek mana yang akan mereka kerjakan, baik dalam hal merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, maupun dalam hal memilih topik penelitian dan menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, memberikan materi dan pengalaman kerja, mendorong siswa untuk berdiskusi dan memecahkan masalah, serta memastikan siswa tetap antusias dalam menyelesaikan proyek. Sederhananya,
Adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam kegiatan nyata.
Jika informasi ini berguna, pastikan untuk mengklik iklan yang muncul. Ini akan sangat berarti dan membesarkan hati bagi kita. Terima kasih.
Gaya Belajar Auditori – Sobat, pada kesempatan kali ini kita akan membahas topik pembelajaran yaitu gaya belajar siswa, dimana fokus bahasannya adalah gaya belajar…
Gaya Belajar Visual – Sobat, pada kesempatan kali ini kita akan membahas topik pembelajaran yaitu gaya belajar siswa, dimana fokus bahasannya adalah gaya belajar…
Gaya Belajar Kinestetik – Sobat, pada kesempatan kali ini kita akan membahas topik pembelajaran yaitu gaya belajar siswa, dimana fokus bahasannya adalah gaya belajar… Merupakan suatu bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau pembelajaran materi kepada penerima pesan atau siswa dapat juga dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2 MENURUT PARA AHLI Latuheru (1988:14) menyatakan bahwa media ajar adalah bahan, sarana atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung secara wajar dan sesuai. . cara yang efisien.
Penyampaian materi pembelajaran dapat distandarkan dengan media pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Waktu belajar yang dibutuhkan dapat dikurangi dan siswa menyerapnya dengan mudah. Mengajar lebih menarik bagi siswa.
Lingkungan belajar yang tepat dapat membawa keberhasilan dalam belajar dan mengajar dengan memiliki empat fungsi: 1. Fungsi perhatian 2. Fungsi afektif 3. Fungsi kognitif 4. Fungsi kompensasi
Media visual adalah media yang mengandalkan penglihatan. Media visual terbagi menjadi dua: a. Media nonproyeksi terdiri dari: – media realitas – model – media grafis – gambar/foto – sketsa – diagram/skema – grafik/grafik – grafik b. Media proyeksi terdiri dari : – Transparansi OHP – Film bingkai/slide
Media audio digunakan untuk transmisi pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan pendengaran seperti: Radiocassette-audio
8 3. Media audio visual yang kasat mata atau kasat mata. Jadi, media audiovisual adalah media yang dapat didengar dan dilihat dengan menggunakan panca indera kita, seperti: Media video Media komputer
9 Ciri-ciri media Ciri-ciri media juga dapat dilihat dari kemampuannya dalam merangsang semua panca indera. Dalam hal ini, mengetahui karakteristik media pembelajaran sangat penting untuk pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik media menjadi dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran tertentu.
Agar situs web ini berfungsi, kami mendaftarkan data pengguna dan membagikannya dengan pemroses. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menerima Kebijakan Privasi kami, termasuk Kebijakan Cookie kami. penulis: Drs. H. Siafruddin Amir, M.M (Kepala STAI Siamsul ‘Ulum Kurikulum Tarbiiah Dosen STAI Siamsul ‘Ulum) File dapat diunduh di:
Belajar adalah proses kompleks yang terjadi pada semua orang sepanjang hidup. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Karena ada interaksi, belajar bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Hal yang menjadi ciri atau nilai yang dipelajari seseorang adalah perubahan tingkah laku karena tingkat pemahaman pengetahuan dan keterampilan telah membentuk dan mempengaruhi sikapnya. Ketika proses pembelajaran berlangsung secara formal di sekolah diharapkan dapat mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun kaitannya dengan hubungan interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran dan dipengaruhi oleh lingkungan. , antara lain terdiri antara siswa, guru, bahan atau bahan pembelajaran (buku, modul, dikte, leaflet, majalah, perekam video atau audio dan sejenisnya) serta berbagai sumber belajar dan benda (overhead projector, audio dan video). kaset ). alat perekam, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, dll).
Media sebagai sarana komunikasi yang membuat proses belajar mengajar lebih efektif Fungsi media untuk mencapai tujuan pendidikan Interior proses pembelajaran Hubungan metode pendidikan dalam pengajaran Pilihan dan penggunaan media pendidikan Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran Upaya inovasi dalam media pendidikan. (Hamalik, 1994:6)
4 INVESTIGASI TEORITIS Media berasal dari bahasa latin media yang berarti mediator atau perantara, yaitu perantara atau perantara antara sumber pesan dan penerima pesan.
Schramm (1977) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran. Sedangkan Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik penyampaian isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, dan lain-lain. Sementara itu, National Education Association (1969) menemukan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak dan audio-visual, termasuk teknologi perangkat keras. Berdasarkan kategori media, Paul dan David (1999) hingga Risha (2007) mengemukakan bahwa ada enam kategori yaitu media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media film dan video, media berbasis multimedia dan komunikasi. Sedangkan menurut Rudi Bretz (1971) dalam Harsya V. Bachtiar (1984) mengidentifikasi media dalam tiga unsur utama, yaitu media suara, visual dan bergerak. Schram mengkategorikan media dalam dua cara: dalam hal kompleksitas dan biaya, dan dalam hal kemampuannya untuk berefleksi. Gagne menyebutkan tujuh jenis pengelompokan media, yaitu demonstrasi, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan pembelajaran mesin. Menurut Edling, ada enam jenis media pembelajaran, yaitu kodifikasi subyektif visual dan kodifikasi obyektif audio, kodifikasi subyektif audio dan kodifikasi obyektif visual.