Konflik Antar Agama Di Indonesia

Konflik Antar Agama Di Indonesia – Mengapa negara kita sangat membutuhkan supremasi hukum…., padahal penduduknya beragama…., bahkan banyak yang fanatik….? Dulu…., ada masanya pendidikan agama diganti dengan pelajaran etika…. ., karena perilaku siswa juga banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai fido.

Pendidikan agama di sekolah…, seperti pelajaran sejarah…, atau belajar pancasila dengan hati. Toh… kualitas keimanan seseorang tidak bisa diukur dengan angka. Nilai hanya merujuk pada kuantitas ritual… dan bukan pada kualitas kehidupan sosial seseorang. Agama hanya menjadi bentuk properti…, “memiliki agama”… dan bukan “agama”.

Konflik Antar Agama Di Indonesia

Orang-orang akan sangat sensitif dan sangat emosional…, jika menyangkut keyakinan dan agama mereka. Bahkan, adu mulut pun kerap muncul… saat berbenturan dengan keyakinan atau agama lain. Ini bahkan lebih membingungkan…; Mengapa agama bahkan menjadi penyebab konflik…? Jika agama berasal dari Tuhan…, bukankah seharusnya agama menjadi sumber kebaikan…? Bukankah dikatakan bahwa Tuhan itu Pengasih dan Penyayang…? Di manakah kita menempatkan tujuan dan fungsi agama…; apakah itu hanya ritual dalam menyembah Tuhan untuk mencapai surga…?

Api Dalam Sekam’ Konflik Aceh Singkil: ‘kita Umat Kristen Di Sini Merasa Terombang Ambing’

Tampaknya… Tuhan bukanlah ‘sesuatu’ yang tanpa pamrih. Tuhan bukanlah ‘sesuatu’ yang kekuatannya akan berkurang…. jika kita tidak menyembah Dia. Ibadah yang kita lakukan… belum tentu membuat Tuhan senang.

Jujur…., apakah kita akan menyembah Tuhan…, jika Tuhan tidak menjanjikan surga kepada kita…? Akankah kita memenuhi perintah-Nya…, jika Tuhan tidak mengancam neraka…? Bahagiakanlah Tuhan…, melalui kasih kita kepada sesama-Nya. Karena…, itulah cara terbaik untuk membuktikan cinta kita kepada Tuhan. Dengan perilaku dan budi pekerti yang baik…, maka kita memuliakan-Nya.Itulah amal keselamatan kita yang sebenarnya. Rahayu…

Penulis: Alto L Ini adalah hari ke-19 pertempuran Daud. David tidak sadarkan diri selama 456 jam. Ini adalah hari ke-19

Penulis: Sunardian Wirodono Di tempat parkir di bawah bukit taman ziarah Yesus-Maria di Oebelo Kupang, Temi merawat mobil kami. Saya menunggu yang lain turun, saya

Menista Agama Bisa Dihukum Mati Di Beberapa Negara Muslim, Mengapa Dianggap Pelanggaran Besar?

Oleh: Ahmad Sarwat Salah satu hal yang selalu dikorbankan dalam banyak kesempatan saat berbuka puasa bersama adalah shalat Tarawih berjamaah. pengalaman saya

Oleh : Abdulloh Faizin Habib Ali Al-Jufri dengan mutiara hikmah memuji Banser lalu mensyukuri kalian yang tidak soleh seperti menghinanya

Ditulis oleh: Al Fatin Di suatu hari yang cerah Mario Dandy Satrio (20) menerima keluhan dari pacarnya Agnes (15). Agnes mengatakan bahwa pendidikan tinggi berbasis Studi Islam (Islamic Studies) harus lebih terbuka dengan memasukkan studi agama lain, terutama yang berkembang di Asia, untuk mahasiswa pascasarjana.

) harus lebih terbuka untuk memasukkan studi agama lain, terutama yang berkembang di Asia, untuk mahasiswa pascasarjana.

Kebebasan Beragama Dan Berkeyakinan Masih Jadi Tantangan Pemerintahan Baru

Imtiyaz Yusuf dari Uhidol University, mengatakan bahwa keterbukaan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman cendekiawan, peneliti, dan pendidik Muslim tentang bahasa, budaya, dan agama di dunia dan Asia.

“Pemahaman cendekiawan, peneliti, dan pendidik Muslim tentang bahasa, budaya, dan agama di dunia dan Asia diperlukan untuk membangun hubungan dialogis antar umat beragama,” ujarnya, Rabu (8/9/2017).

Imtiyaz selaku Direktur Centre for Buddhist-Islamic Understanding, Faculty of Religious Studies, Mahidol University, Thailand, menyampaikan keynote address pada konferensi internasional tersebut.

Menurutnya, studi keislaman harus mencakup studi akademik agama-agama, khususnya negara-negara Asia, untuk menghasilkan sarjana, peneliti, dan guru Islam yang memahami keragaman bahasa, budaya, dan agama masyarakat Asia itu sendiri.

Konflik Agama Mayoritas Dan Minoritas Di Indonesia Dalam Teori Godly Nationalism Halaman 1

Dijelaskannya, untuk membangun dialog antaragama dan hubungan dengan agama-agama Asia lainnya, diperlukan pemahaman para cendekiawan, peneliti, dan guru Islam.

Asia Tenggara sebagai bagian dari Asia, lanjutnya, merupakan kawasan geokultural yang kompleks. Selain keragaman bahasa dan budaya, kawasan ini juga diwarnai oleh keragaman keyakinan agama masyarakat.

Dua agama yang cukup mayoritas di wilayah ini adalah Islam dan Budha, masing-masing dengan 42% dan 40% pengikut. Selain keduanya, mereka adalah pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Khonghucu dan agama lokal.

Menurut laman resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia mengingatkan bahwa sebagai kawasan yang relatif majemuk, Asia Tenggara memiliki potensi konflik kekerasan atas nama agama.

Forum R20: Inisiatif Ketua Umum Pbnu Agar Agama Lebih Proaktif Mengatasi Persoalan Dunia

Imtiyaz mengatakan bahwa keragaman ini menuntut perlunya bentuk pengetahuan yang lebih baik tentang agama-agama Asia Tenggara oleh para sarjana, peneliti, dan guru dalam pendekatan akademik yang seimbang.

“Saat ini, hanya sedikit akademisi Muslim Asia Tenggara yang dapat dipercaya untuk studi akademik, penelitian, dan dialog dengan agama-agama Asia Tenggara lainnya,” katanya.

BANDUNG, — Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, kekerasan dan konflik kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar tidak boleh menimbulkan konflik antaragama atau etnis di Indonesia.

“Yang harus kita perhatikan, jangan sampai ada konflik etnis bahkan konflik antar umat beragama di Indonesia. Itu harus kita cegah,” ujarnya saat bertemu dengan peserta aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya di depan Gedung Sate Bandung. pada Senin (04/09).

Aksi Bela Islam 4 November, Persis Turunkan 10 Ribu Anggota

Menurutnya, saat ini pemerintah terus berupaya menghentikan kekerasan yang menimpa Muslim Rohingya. Wakil Gubernur Demiz juga membacakan 9 poin pernyataan Presiden Joko Widodo tentang kekerasan dan krisis kemanusiaan di negara bagian Rakhine Burma di hadapan para peserta aksi. Salah satu pernyataan tersebut mengatakan bahwa diperlukan tindakan nyata, bukan sekedar pernyataan atau kritik belaka.

“Pemerintah tetap berkomitmen membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan dunia internasional,” kata Demiz.

Itu sebabnya Demiz meminta semua pihak untuk bekerja sama dan memantau pernyataan dan upaya pemerintah pusat yang akan menjadi kekuatan yang sangat besar.

“Oleh karena itu, kita harus bersinergi dengan pemerintah untuk melaksanakan upaya yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Kita juga berkewajiban menjaga posisi pemerintah agar dapat mencapai tujuan setidaknya mengurangi dan lebih mencegah pembantaian khususnya Muslim Rohingya. ,” jelas Demiz.

Kerukunan Beragama Dan Kontroversi Pengunaan Kata Allah Dalam Agama Kristen

Perwakilan Forum dan Tokoh Ulama Jabar yang juga Koordinator Aksi Solidaritas Muslim Rohingya Anif Rahanullah optimistis dengan jumlah umat Islam di dunia saat ini yang mencapai 1,6 miliar orang akan bahu membahu membantu saudara-saudaranya. saudara perempuan. yang mengalami kekerasan di Myanmar.

“Jumlah umat Islam di dunia 1,6 miliar, bagaimana tidak membantu saudaramu yang menderita Rohingya,” katanya.

Dia mengatakan, menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Muslim Rohingya saat ini adalah orang yang paling menderita di dunia.

Forum Ulama dan Pemimpin Jawa Barat juga menyatakan bahwa kekerasan yang terus terjadi terhadap Muslim Rohingya merupakan situasi yang sangat menyedihkan dan mengecam keras sikap diam pemerintah Burma.

Rekayasa Kebencian Dalam Konflik Agama: Kasus Tanjung Balai, Sumatera Utara

Selain itu, ia juga meminta para pemimpin negara Muslim untuk mengirimkan tentaranya untuk menghentikan barbarisme dan pembantaian Muslim Rohingya serta meminta semua pihak untuk lebih sadar bahwa tanpa persatuan, umat Islam akan menjadi entitas yang lemah.

Menyikapi krisis kemanusiaan di Rakhine State Myanmar, Presiden Joko Widodo pada Minggu, 3 September 2017 mengeluarkan 9 statement yang terdiri dari:

2. Diperlukan tindakan nyata, bukan hanya pernyataan kecaman. Dan pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan bantuan guna mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia, serta dunia internasional.

3. Saya menugaskan Menteri Luar Negeri RI untuk menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak, antara lain Sekretaris Jenderal PBB Mr. Antonio Guterres dan Special Advisory Commission on Rakhine State, Mr. Kofi Annan.

Pancasila Sebagai Manajemen Konflik Antar Umat Beragama Di Indonesia

4. Menteri Luar Negeri melakukan perjalanan ke Myanmar untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan, memberikan perlindungan kepada semua warga negara, termasuk Muslim di Myanmar, dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan.

5. Untuk mengatasi aspek kemanusiaan dari konflik tersebut, pemerintah mengirimkan bantuan pangan dan medis. Itu sebanyak 10 kontainer di bulan Januari dan Februari.

6. Mereka juga telah membangun sekolah di negara bagian Rakhine dan akan segera membangun rumah sakit mulai Oktober mendatang di negara bagian Rakhine.

8. Saya juga memerintahkan Menlu untuk terbang ke Dhaka, Bangladesh untuk menyiapkan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan para pengungsi di Bangladesh. Kami berharap dapat mengirim lebih banyak makanan dan bantuan medis minggu ini. Pada Juli 2021, sebuah video amatir beredar luas di grup Whatsapp dan Instagram. Video tersebut memperlihatkan kerumunan orang di sebuah gereja di Garut, Jawa Barat. Dalam video yang diunggah ke Youtube Tribun News pada 6 Juli 2021, videografer mengklaim bahwa gereja mengadakan kebaktian di tengah pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (CAC) di Jawa dan Bali. Padahal itu fakta sebenarnya, gereja menyelenggarakan vaksinasi massal, bukan kegiatan keagamaan. Setelah video ini diunggah, aparat mengamankan perekam untuk dimintai keterangan dan dicari tahu motif unggahan video tersebut (Karang, Kompas, 6 Juli 2021).

Dialektika Minoritas Jemaat Ahmadiyah Dalam Harmonisasi Keberagaman Indonesia Halaman 1

Sebelumnya juga sempat viral di akun YouTube Kompas TV pada 22 Juni 2021, pemakaman Kristen di Kota Solo yang dirusak oleh sekelompok anak. Tindakan ini mengakibatkan beberapa kuburan menjadi tidak beraturan dan rusak. Hal itu langsung dijawab oleh pemerintah daerah dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, yang langsung melakukan penelitian di lokasi pemakaman tersebut. Berdasarkan informasi yang diposting dalam video yang diunggah akun YouTube Kompas TV (22 Juni 2021), hasil dari kasus ini adalah penyidikan terhadap beberapa orang oleh aparat, termasuk sekolah anak-anak yang merusak kuburan. Pemerintah juga memberikan instruksi langsung kepada anak-anak yang melakukan perusakan makam.

Dua peristiwa yang terjadi di Garut dan Sol ini semakin menambah daftar tindakan intoleransi yang ditujukan kepada umat Kristiani di Indonesia. Jauh sebelumnya ada beberapa kasus intoleransi yang kerap ditujukan kepada umat Kristiani di Indonesia. Seringkali kasus-kasus tersebut berakhir dengan tindakan kekerasan yang dibungkus dengan konflik.

Misalnya kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada tahun 1996. Saya mengutip tulisan Tirt (18 Mei 2018) berjudul “

“, kerusuhan tersebut diawali oleh kemarahan massa yang tidak puas dengan putusan hakim terhadap terdakwa kasus penistaan ​​agama bernama Saleh. Di tengah situasi memanas, muncul desas-desus yang mengatakan

Generasi Muslim Dan Bara Konflik Antar Umat Beragama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like