Konflik Sosial Yang Terjadi Di Indonesia

Konflik Sosial Yang Terjadi Di Indonesia – Kerusuhan biasanya terjadi ketika orang-orang maju atau modern bertemu dengan orang-orang kuno atau primitif di suatu tempat untuk melakukan tindakan atau kegiatan, biasanya sebagai tanggapan atas perlakuan yang dianggap tidak adil atau sebagai upaya untuk menentang sesuatu. Penyebab umum kerusuhan termasuk kondisi kehidupan yang buruk, penindasan pemerintah terhadap rakyat, perasaan cemburu, konflik agama atau etnis, dan hasil kompetisi olahraga.

Ada banyak alasan mengapa orang merasa gelisah. Ada begitu banyak sumber konflik antar manusia sehingga sulit untuk dijelaskan secara detail. Sebab, sesuatu yang seharusnya menjadi sumber konflik ternyata tidak menjadi sumber konflik pada kelompok masyarakat tertentu, atau sebaliknya. Terkadang hal-hal yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antar manusia. Konflik muncul dari perbedaan karakteristik yang dibawa oleh individu dalam berinteraksi. Perbedaan tersebut meliputi ciri fisik, kecerdasan, pengetahuan, adat istiadat, kepercayaan, dan lainnya. Dengan memperkenalkan karakteristik individu ke dalam interaksi sosial, konflik adalah fenomena alami masyarakat mana pun, tidak ada masyarakat yang akan mengalami konflik di antara anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lain, konflik akan hilang begitu saja dengan lenyapnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya, sumber konflik sangat beragam bahkan terkadang tidak rasional. Karena kita tidak bisa secara definitif mengidentifikasi sesuatu sebagai sumber konflik, apalagi berdasarkan sesuatu yang bersifat rasional. Secara umum, penyebab terjadinya benturan kepentingan adalah sebagai berikut:

Konflik Sosial Yang Terjadi Di Indonesia

Dalam konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, semua pihak percaya bahwa dirinya benar, dan tidak ada yang mau mengakui kesalahan, perbedaan pendapat yang sangat tajam akan menimbulkan ketidaknyamanan, ketegangan, bahkan konflik.

Merespon Konflik Yang Terjadi Di Kei Besar; Masyarakat Adat Hoar Ngutru Di Jayapura Mengeluarkan Pernyataan Sikap

Kesalahpahaman adalah salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya, niat seseorang yang sebenarnya baik, tetapi tindakan yang diambil karena kesalahpahaman diterima dalam arti disalahpahami oleh orang lain.

Tindakan satu pihak dapat dilihat sebagai menyakiti pihak lain, atau masing-masing pihak merasa bahwa pihak lain telah menyakiti pihak lain, sehingga pihak yang dirugikan merasa tidak nyaman, tidak bahagia, atau bahkan kesal.

Orang yang terlalu sensitif sering salah mengartikan perilaku orang lain. Misalnya, tindakan seseorang dapat dibenarkan, tetapi orang lain menganggapnya berbahaya.

Perbedaan kepribadian antar individu dapat menjadi faktor terjadinya konflik, dan seringkali perbedaan individu yang menjadi akar konflik adalah perbedaan sikap dan perasaan. Setiap orang adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendapat dan perasaan yang berbeda. Perbedaan sikap dan perasaan terhadap sesuatu atau keadaan nyata inilah yang dapat menjadi faktor yang menimbulkan konflik sosial, karena seseorang tidak selalu akur dengan kelompoknya dalam membangun hubungan sosial. Misalnya, jika diadakan pertunjukan musik di sebuah kawasan perumahan, tentu saja perasaan masing-masing penghuni akan berbeda. Ada yang terganggu dengan kebisingan, ada pula yang menikmatinya.

Prihatin Konflik Myanmar, Indonesia Dorong Pertemuan Asean

Latar belakang budaya yang berbeda membentuk kepribadian yang berbeda. Seorang individu sedikit banyak dipengaruhi oleh pola pikir dan institusi kelompok. Pemikiran dan sudut pandang yang berbeda ini pada akhirnya akan menimbulkan perbedaan individu, yang akan menimbulkan konflik.

Pada saat yang sama, setiap individu atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda. Terkadang orang dapat melakukan hal yang sama tetapi untuk tujuan yang berbeda. Misalnya perbedaan kepentingan pemanfaatan hutan. Tokoh masyarakat melihat hutan sebagai aset budaya, bagian dari budaya mereka, sehingga harus dilindungi, bukan ditebang. Petani menebang pohon tersebut karena dianggap menghambat pembangunan kebun atau ladang. Bagi para penebang, menebang pohon dan kemudian mengekspor kayunya menghasilkan uang dan menciptakan lapangan kerja. Pada saat yang sama, bagi ahli ekologi, hutan adalah bagian dari lingkungan hidup dan karenanya perlu dilindungi. Disini terlihat jelas adanya perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya yang akan menimbulkan konflik sosial. Konflik kepentingan yang berbeda juga dapat melibatkan perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Demikian juga dapat terjadi antar kelompok atau antar kelompok dengan individu, seperti konflik antara kelompok pekerja dan pengusaha karena adanya perbedaan kepentingan. Buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan penghasilan yang besar sehingga mereka dapat menikmati dan meningkatkan usahanya.

Perubahan merupakan hal yang wajar dan wajar, namun jika terjadi secara cepat atau bahkan tiba-tiba dapat menimbulkan konflik sosial. Misalnya, di masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang cepat, konflik sosial dapat muncul karena nilai-nilai lama masyarakat tradisional, seringkali bersifat pertanian, dengan cepat berubah menjadi masyarakat industri. Nilai variabel adalah nilai yang diwariskan sebagai nilai gotong royong pada suatu kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Kekerabatan menjadi hubungan struktural yang tersusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai komunal berubah menjadi nilai-nilai individualistis, dan seringkali nilai-nilai longgar tentang penggunaan waktu berubah menjadi pembagian waktu yang ketat, seperti jadwal kerja dan istirahat dalam industri. Perubahan-perubahan tersebut jika terjadi secara cepat atau tiba-tiba akan menggoyahkan proses sosial masyarakat, bahkan berusaha menolak segala bentuk perubahan, karena dianggap mengganggu tatanan kehidupan yang ada di masyarakat.

Menurut beberapa pandangan beberapa ahli tentang sumber konflik dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat berasal dari dalam (internal) dan eksternal (eksternal) individu. Misalnya, dalam diri seseorang terdapat perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan, dan perasaan yang terlalu sensitif. Misalnya, di luar individu, tekanan lingkungan, persaingan, dan kelangkaan sumber daya mengelilingi dan memengaruhi mereka. Kerusuhan terjadi di setiap negara dalam segala urusan yang berhubungan dengan negara, bahkan di Indonesia sering terjadi kerusuhan. Itu bisa berasal dari lingkungan komunitas, pemerintah, agama atau ras, atau olahraga. Sepucuk surat tiba di rumah Jok Prianta di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Lembang, Jawa Tengah, pada 22 Desember 2017. Ini bukan pesan dari keluarga, tapi panggilan dari Polres Terenga Jawa, sebagai laporan kuasa hukum direktur PT dugaan surat palsu WNI, Yudi Taqdir Burhan.

Kunjungan Kerja Spesifik Anggota Komisi 8 Dpr Ri Ke Kabupaten Lombok Barat Terkait Konflik Sosial Yang Terjadi Di Desa Mereje Lombok Barat (senin, 23 Maret 2022)

Berkas perkara Joko Prianto akan memasuki tahap kedua di Pengadilan Tinggi Jawa Tengah pada 28 Desember 2017, sebut undangan tersebut.

Joko Prianto adalah seorang petani dan pencinta lingkungan. Dia melawan pabrik semen dan tambang PT Semen Indonesia dan menyelamatkan Gunung Kendeng.

Dia berisiko ditahan oleh jaksa saat melakukan panggilan telepon. Choco tidak takut. Tujuh belas perjalanan pulang pergi antara Lembang dan Semarang untuk melapor ke Polda Jawa Tengah. Dia pasti tidak bersalah.

Dia mengatakan, seluruh barang bukti dugaan pemalsuan telah diperiksa oleh kuasa hukum perusahaan, kuasa hukum Pemda Jawa Tengah dan majelis hakim dari PTUN Semarang dan Pengadilan Tinggi Tun Surabaya hingga tingkat Mahkamah Agung.

Musni Umar: Konflik Sosial Di Dki Jakarta Permasalahan Dan Solusinya

“Keyakinan ini tidak menyurutkan perjuangan kita untuk menyelamatkan Bumi Pertiwi, dan tujuan kita adalah melindungi Gunung Kendeng,” kata Choconia, Kamis (17/12, 28).

Menurut Joko Priant, penjatuhan pidana tersebut merupakan salah satu bentuk tebang pilih yang dilakukan oleh penegak hukum. Laporan warga terkait kebohongan saksi di persidangan PTUN Semarang, Camat Gunem, dan warga Tegaldowo hingga kini belum ditindak.

Penghancuran tenda dan pembakaran mushola juga tidak ditanggapi, bahkan pemukulan terhadap penyewa saat beroperasi di lahan pabrik sepertinya sudah dilupakan.

Kasus yang menimpa Joko Priant hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang telah divonis warga setempat. Banyak penduduk di seluruh negeri masih berhadapan dengan aparat keamanan, ditangkap dan menderita di penjara karena mempertahankan ruang hidup mereka.

Konflik Sosial Dan Kekerasan Dalam Masyarakat

Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla berkomitmen mendorong land reform dengan mengalokasikan lahan seluas 9 juta hektare. Federasi Pembaruan Agraria (KPA) menilai lambatnya komitmen politik berbanding terbalik dengan proyek investasi besar yang rakus lahan.

Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika mengatakan pembebasan lahan untuk proyek infrastruktur dan perluasan perkebunan terjadi dengan cepat, mengubah lahan pertanian dan mengubah kebun masyarakat, yang mengarah pada konflik lahan dan kriminalisasi.

Ia mengatakan, progres tanah untuk rakyat dalam program land reform lebih lambat dibandingkan pembebasan tanah untuk proyek strategis, pembangunan infrastruktur, energi, real estate.

Di sisi lain, tingginya kriminalisasi petani, nelayan, dan aktivis, dan sejumlah peraturan baru seperti undang-undang kelapa sawit, bank tanah, dll yang bertentangan dengan land reform diperkenalkan. “Ribuan konflik tanah baru dan lama tidak sepadan dengan proyek investasi miliaran dolar,” katanya.

Daerah Sultra Disebut Terjadi Konflik Sosial Warga Dan Tka

Ia mengatakan situasi politik dan ekonomi pertanahan di Indonesia tahun ini menunjukkan bahwa jalan menuju reformasi tanah belum berakhir. Memang bukan tugas yang mudah bagi pemerintah untuk memakan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan masalah warisan tanah, tetapi pemerintah telah menjanjikan reformasi tanah dan perampasan tanah dan pengucilan paksa terhadap masyarakat masih sering terjadi, katanya.

Sepanjang 2017, Tentara Rakyat mencatat sedikitnya 659 konflik lahan di berbagai wilayah seluas 520.491,87 hektare. Konflik ini melibatkan sedikitnya 652.738 keluarga. Dibandingkan dengan tahun 2016, terjadi peningkatan konflik yang signifikan pada tahun ini, atau mencapai 50%.

Di semua divisi, Perkebunan menempati urutan pertama. Ada 208 konflik tanah di sektor ini pada tahun 2017, terhitung 32% dari semua insiden. Real estat berada di urutan kedua dengan konflik 199 atau 30%. Ketiganya adalah infrastruktur sebanyak 94 (14%), diikuti oleh sektor pertanian sebanyak 78 (12%). 30 (5%) di sektor kehutanan, 28 (4%) di sektor pesisir dan laut dan terakhir 22 (3%) di pertambangan.

Dari segi infrastruktur, wilayah konflik seluas 52.607,9 hektar dan wilayah pertambangan seluas 45.792,8 hektar. 41.109,47 hektar di sektor pesisir dan kelautan dan 38.986,24 hektar di sektor pangan dan pertanian. Luas konflik di sektor real estate adalah 10.337,72 hektar. Sementara itu, selama periode tiga tahun (2015-2017) pemerintahan Jokowi-Yusefakara, terjadi 1.361 konflik lahan.

Macam Macam Konflik Lengkap Beserta Penjelasan Dan Contohnya Di Masyarakat

Menurut Dewi, perkebunan penyumbang konflik tanah terbesar di Tanah Air, baik perkebunan bekas Belanda maupun perkebunan baru. Dikatakannya, selama ini sistem pengelolaan perkebunan tidak berubah, mengadopsi model perkebunan ala kolonial, cara-cara koruptif dan penindasan terhadap buruh dan warga sekitar.

Sebanyak 194.453,27 hektar lahan diciptakan untuk budidaya. Daerah ini jumlahnya relatif besar

Konflik yang terjadi di masyarakat, mengapa terjadi konflik sosial, konflik yang terjadi di indonesia beserta gambarnya, contoh konflik yang terjadi di indonesia, contoh konflik sosial di indonesia, konflik yang terjadi di papua, konflik yang terjadi di aceh, konflik yang terjadi di perusahaan, konflik sosial yang pernah terjadi di indonesia, konflik sosial yang terjadi di masyarakat, contoh konflik sosial yang terjadi di indonesia, contoh konflik sosial yang terjadi di masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like