Pabrik Mobil Listrik Hyundai Di Indonesia

Pabrik Mobil Listrik Hyundai Di Indonesia – PT.Hyundai Mr. Pabrik Manufacturing Indonesia di kawasan Deltamas, Cikarang, Bekasi diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Pembukaan pabrik ini bertepatan dengan peluncuran mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia, yakni Hyundai Ioniq 5.

“Mobil ini merupakan mobil listrik pertama buatan Indonesia, diproduksi untuk memenuhi pasar Indonesia dan pasar ekspor,” kata Jokowi saat pembukaan pabrik Hyundai, yang dapat dilihat di akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu ( 16/03/2022).

Pabrik Mobil Listrik Hyundai Di Indonesia

Ioniq 5 merupakan mobil listrik ketiga Hyundai di Indonesia. Sebelumnya, Hyundai merilis Kona Electric dan Ioniq Electric 2020. Namun, kedua mobil ini masih didatangkan langsung dari Korea Selatan dan belum diproduksi di dalam negeri.

Resmikan Pabrik, Jokowi Sekaligus Luncurkan Hyundai Ioniq 5, Mobil Listrik Pertama Buatan Indonesia

“Saya berharap Ioniq 5 menjadi tonggak penting dalam perkembangan kendaraan listrik di Indonesia yang semakin canggih dan diminati,” kata Jokowi.

Sekadar informasi, Hyundai akan menggunakan Electric Global Modular Platform (E-GMP) untuk membangun mobil listrik. Salah satu produk buatan E-GMP adalah Hyundai Ioniq 5,

Platform E-GMP yang dibuat oleh Hyundai Mr Group rencananya akan digunakan pada 23 model mobil listrik baru pada tahun 2025 dan akan memasok lebih dari satu juta unit kendaraan listrik.

Salah satu keunggulan SUV elektrik ini adalah dapat mengisi daya dari 10 hingga 80 persen hanya dalam waktu 18 menit. Saat ini, mobil tersebut tersedia dengan baterai 72,6 kWh, dengan rencana akan ditingkatkan menjadi 77,4 kWh.

Mobil Listrik Hyundai Kona Dan Ioniq Electric Hadir Di Dealer Surabaya

Ini memungkinkan Hyundai Ioniq 5 melakukan perjalanan lebih jauh. Awalnya, mobil listrik mampu menempuh jarak 423 km, kini Ioniq 5 diklaim mampu menempuh jarak 480 km hingga 490 km dalam sekali pengisian baterai. Pabrik PT Hyundai Mr Manufacturing Indonesia (HMMI) akhirnya resmi memulai kegiatan produksi. Mobil pertama yang diproduksi Hyundai di Indonesia adalah Hyundai Creta.

HMMI mulai memproduksi massal mobilnya di Indonesia kemarin, Senin (17 Januari 2022). Hyundai Creta merupakan mobil Hyundai pertama yang diproduksi di Indonesia.

“Kegiatan ini juga sebagai bentuk terima kasih HMMI kepada seluruh pemangku kepentingan, terutama karyawan dan mitra lokal, yang telah melakukan yang terbaik untuk mewujudkan hari istimewa ini kepada Pak Hyundai,” kata Hyundai dalam siaran persnya.

Yoon Seok Choi, Presiden Direktur PT Hyundai Mr Manufacturing Indonesia, menandatangani unit Hyundai Creta yang pertama kali diproduksi di pabrik Hyundai Mr Manufacturing.

Hyundai Siapkan Stasiun Pengisian Mobil Listrik Dengan Bumn Dan Swasta

Sebagai informasi, pada 26 November 2019, Hyundai Mr Company dan pemerintah Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pabrik manufaktur di Indonesia yang juga merupakan pusat manufaktur pertama di Asia Tenggara. Pabrik tersebut memiliki nilai investasi sekitar $1,55 miliar pada tahun 2030.

Pembangunan pabrik yang berlokasi di Deltamas, Cikarang Tengah, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia ini selesai pada Desember 2021. Pabrik dibangun di atas lahan seluas 77,7 hektar dengan luas pembangunan 18,8 hektar. Pabrik ini mampu memproduksi 150 ribu mobil per tahun.

Dengan selesainya pembangunan pabrik di Indonesia, Hyundai langsung memulai proses produksi model Hyundai pertama buatan Indonesia untuk Indonesia yaitu Hyundai Creta. Selain Creta, Hyundai juga akan memproduksi mobil listrik Ioniq 5 pada 2022.

Pabrik ini memiliki sejumlah kecanggihan, antara lain sepenuhnya ber-AC dan telah mempekerjakan sekitar 409 pekerja robotik untuk proses perakitan mobil.

Luhut Sidak Ke Pabrik Mobil Listrik Hyundai Bekasi, Ada Apa?

Pabrik Hyundai sudah menggunakan air conditioner (AC) agar para pekerja tidak kepanasan. Apalagi mengingat cuaca di Bekasi yang dikenal cukup panas.

Selain itu, pabrik Hyundai di Cikarang juga menggunakan sekitar 8.900 panel surya yang mampu menghasilkan listrik hingga 3.500 kWh. Penggunaan panel surya diklaim dapat memberikan pengurangan emisi (emission reduction) hingga 3.289 ton CO2 – Kunjungan Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke pabrik mobil listrik Hyundai di Bekasi, Jawa Barat lalu minggu memberikan sinyal yang kuat. Pemerintah akan mempercepat pengembangan industri mobil listrik.

Pembangunan pabrik tersebut merupakan wujud implementasi investasi Hyundai dalam pengembangan mobil listrik Indonesia. Penandatanganan perjanjian berlangsung di Korea Selatan pada 26 November tahun lalu.

Tujuannya tidak hanya untuk Indonesia mengembangkan mobil listrik untuk penggunaan pribadi, tetapi juga untuk Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.

Mobil Listrik Hyundai Di Indonesia, Harga Rp600 800 Jutaan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi jumlah kendaraan listrik roda dua dan tiga di Tanah Air akan mencapai 2,73 juta unit pada tahun depan. Pada tahun 2030, perkiraan jumlahnya akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 7,46 juta unit, seperti yang terlihat pada bagan kotak data di bawah ini.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk kendaraan listrik. Angka tersebut berkisar antara 10% hingga 20% dari total jumlah mobil penumpang yang terjual setiap tahunnya. Rata-rata jumlah kendaraan roda empat yang terjual bervariasi antara 1 juta hingga 1,2 juta unit setiap tahunnya.

Namun, adaptasi mobil listrik masih memiliki sejumlah kendala. Pertama, harganya yang masih mahal dibandingkan mobil diesel. Kedua, ketersediaan stasiun pengisian umum untuk mobil listrik atau SPKLU masih minim. Ketiga, jenis mobil yang masih terbatas. Menurut Fabby, semua itu sangat mempengaruhi psikologi konsumen.

Idealnya, pemerintah memberikan insentif untuk produksi kendaraan listrik dan pajak. Dengan begitu, harganya bisa turun menjadi sekitar Rp 400 juta. Sebagai perbandingan, Hyundai baru saja meluncurkan dua tipe mobil listrik di Indonesia, yakni tipe Ioniq dan Kona yang harganya sekitar 600 jutaan. Rp.

Terkuak, Hyundai Siapkan 4 Mobil Baru Untuk Indonesia

Fabby mengatakan pemerintah harus menetapkan target yang terukur untuk kendaraan listrik. “Ajak konsumen beralih ke mobil listrik, dorong pembukaan pasar dan dukung pembangunan fast charging station,” ujarnya, Selasa (11/10/2020).

Udara segar di industri ini juga semakin terlihat dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat. Dalam kampanyenya, Biden berjanji akan fokus mempromosikan pengembangan energi baru terbarukan atau EBT. Penyaluran dana diperkirakan mencapai USD 2 triliun (sekitar Rp 29,175 triliun). Kebijakan yang dia usulkan antara lain percepatan industri mobil listrik.

Fabby mengatakan jika adopsi kendaraan listrik di Amerika Serikat lebih besar dan lebih cepat, maka pada tahun 2025 biaya baterai listrik bisa turun di bawah $100 per baterai. kilowatt jam (kWh). Saat ini, menurut BloombergNEF, harganya sekitar 156 dolar AS per kilowatt jam. Komponen baterai menyumbang sekitar sepertiga dari biaya kendaraan listrik.

Kemenangan Biden juga membuka minat produsen mobil listrik Amerika untuk berinvestasi di Indonesia. Negara tersebut dapat bergabung dalam rantai pasokan global untuk produksi baterai dan kendaraan listrik di Asia dan Pasifik.

Hyundai Buat Pabrik Mobil Listrik Pertama Di Indonesia

Yang harus diperhatikan pemerintah untuk memanfaatkan peluang ini adalah memberikan kondisi dan insentif kepada investor global. “Saya kira pemerintah perlu bersiap untuk mengantisipasi itu dalam dua sampai tiga tahun ke depan,” kata Fabby. Jangan sampai dana besar mengalir ke Thailand dan Singapura.

FYI, kedua negara kini juga bersaing dalam produksi mobil listrik. Iklim investasi sangat menguntungkan sehingga perusahaan mobil Jepang dan Eropa berinvestasi di sana.

Indonesia masih memiliki peluang untuk merebut pasar. Selain bahan baku baterai, negara ini juga telah menyiapkan industri hulu yakni pabrik pemurnian (smelter) dan baterai.

Peneliti Institute of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, meski potensi rantai pasok global besar, posisi Indonesia masih rendah. Bank Dunia hanya menempatkan negara ini sebagai pemasok wiper (bahan pembersih) dan ban karena memiliki komoditas karet.

Harga Mobil Listrik Hyundai Termurah

Dengan mengintegrasikan industri ini dari hulu ke hilir, nilai tambah akan semakin besar. Dari sisi supply chain, Indonesia semakin dominan.

Seperti Fabby, Bhima juga menilai pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur pendukung, mulai dari titik pungutan hingga keringanan pajak.

Pemerintah saat ini sedang menyiapkan peta jalan untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik baterai dan infrastruktur pendukungnya. Salah satunya melalui skema Stasiun Penggantian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Berdasarkan roadmap, pembangunan SPKLU tahun ini membutuhkan investasi sebesar DKK 309 miliar. Rp. Jumlah tersebut akan meningkat menjadi Rp 12 triliun pada tahun 2030.

Hyundai Motor Group Ingin Bangun Pabrik Battery Electric Vehicles (bev) Di Indonesia

“Dana itu akan digunakan untuk pembangunan 7.000 SPKLU,” kata Direktur Pembinaan Usaha Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi beberapa waktu lalu.

SPBKLU tahun ini diperkirakan mencapai 4 ribu unit dan akan terus bertambah menjadi 22.500 unit pada 2035. Masyarakat dapat melakukan pengisian kendaraan bermotor listrik melalui SPKLU. Sedangkan penggantian aki kendaraan bermotor listrik dapat dilakukan melalui SPBKLU.

Skema bisnis ini diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Nomor 13 Tahun 2020. Peraturan ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019, yang mengacu pada program percepatan baterai untuk motor listrik. kendaraan.

Dalam peraturan ini, PLN bertugas menyediakan infrastruktur SPKLU dan SPBKLU. Perusahaan listrik milik negara ini juga bisa menggandeng berbagai pihak untuk bergabung dalam skema bisnis tersebut.

Hyundai Motor Group Dan Lg Energy Solution Menandatangani Mou Dengan Pemerintah Indonesia

Kementerian ESDM juga telah menetapkan tiga jenis colokan atau soket mobil listrik yang wajib digunakan di Stasiun Pengisian Umum Mobil Listrik (SPKLU). Ketiga tipe tersebut adalah AC Charging tipe 2 (Eropa), fast charging DC CHAdeMO (Jepang dan USA) dan DC Charging Combo tipe 2 CCS (Eropa).

Koordinator kampanye iklim dan energi regional Greenpeace Indonesia Tata Mustasya percaya bahwa peralihan ke mobil listrik merupakan langkah penting untuk transisi hijau, dari energi fosil ke ramah lingkungan.

Forum Ekonomi Dunia telah menyebutkan bahwa ada tiga sistem sosial ekonomi yang membutuhkan transisi saat ini. Yang pertama adalah makanan, tata guna lahan dan laut. Kedua, infrastruktur dan lingkungan binaan. Akhirnya, industri energi dan ekstraksi.

Akselerasi industri EV Indonesia juga dapat menjadi momentum reindustrialisasi dengan fokus pada nilai tambah yang tinggi dan ekonomi yang ramah lingkungan. Namun pekerjaan rumah terbesar pemerintah adalah melakukan transisi energi di sektor produksi listrik.

Hyundai Ioniq 5 Mobil Listrik Pertama Produksi Indonesia, Bebas Ganjil Genap!

Saat ini, 54% listrik di Indonesia masih berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara atau PLTU. Menurut Tata, tujuan pengurangan emisi tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan sektor transportasi.

Presiden Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Dharma mengatakan, mobil listrik merupakan fenomena yang sulit dihentikan karena perkembangan dunia yang menuntut efisiensi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Berbagai negara di dunia telah merencanakan untuk meningkatkan penggunaan mobil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like